Sanggar Seni Budaya ReyMay Jayapura Melaksanakan Sosialisasi Kegiatan NOMASE “Noken Masuk Sekolah” di Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Cenderawasih

Pada hari Jumat, 10 Mei 2024, telah terlaksana kegiatan sosialisasi NOMASE “Noken Masuk Sekolah” di Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Cenderawasih. Kegiatan ini diinisiasi oleh Sanggar Seni Budaya Reymay Jayapura dengan tujuan untuk memperkenalkan noken, tas tradisional Papua, kepada generasi muda di lingkungan sekolah dan kampus.

Pembukaan dan Cendera Mata

Acara sosialisasi ini dibuka secara resmi oleh Wakil Dekan II FKIP, Dr. Ewendi W. Mangolo, M.Kes., yang didampingi oleh Dosen Pendidikan Matematika FKIP, Dr. Bettisari Napitupulu, M.Sc. Sebagai simbol dukungan terhadap pelestarian budaya Papua, Sanggar Seni Budaya ReyMay Jayapura memberikan cendera mata berupa tas noken dan tanaman penghasil bahan baku noken kepada pihak kampus.

Pemaparan Sejarah dan Filosofi Noken

Ketua Sanggar Seni Budaya ReyMay Jayapura, Marshall Suebu, S.Sos, M.Si., yang juga merupakan penggagas NOMASE, menyampaikan materi mengenai sejarah dan filosofi noken. Beliau menjelaskan bahwa noken bukan hanya sekadar tas, tetapi juga memiliki nilai-nilai budaya yang luhur dan mengandung makna mendalam bagi masyarakat Papua. Selain itu, Marshall Suebu juga memperkenalkan berbagai jenis noken dan penyebutannya di berbagai suku di tanah Papua, sehingga peserta dapat lebih memahami kekayaan budaya yang terkandung dalam noken.

Praktik Merajut Noken

Tidak hanya memberikan pemahaman, Marshall Suebu juga mengajak para dosen dan mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP Universitas Cenderawasih untuk mempraktikkan pola dasar rajutan noken. Kegiatan ini memberikan pengalaman langsung kepada peserta dalam membuat noken, sehingga mereka dapat lebih menghargai pembuatan noken dan memahami betapa pentingnya keterampilan ini bagi masyarakat Papua.

Harapan

Dengan adanya kegiatan sosialisasi NOMASE “Noken Masuk Sekolah” ini, diharapkan semakin banyak generasi muda yang mengenal dan memahami noken. Sehingga, noken tidak hanya menjadi sekadar tas tradisional, tetapi juga menjadi simbol dan kebanggaan masyarakat Papua yang terus dilestarikan dari generasi ke generasi.